
Tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara membatasi antara wilayah lautan dengan daratan pesisir Jakarta. Tanggul setinggi 2 meter itu berfungsi menahan air laut agar tak melimpas ke permukiman warga. (Sumber Foto: Zintan Prihatini, Kompas.com)
Jakarta, Norton News – Penurunan ketinggian tanah menjadi isu yang tak terlupakan di Jakarta.
Selain dari pembangunan yang padat serta jumlah penduduk yang semakin padat, Dilansir oleh Kompas.com, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, masalah ini salah satunya disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan. “Pengambilan air tanah yang sangat-sangat berlebihan, kemudian air tanah menjadi turun sangat drastis,” ujar Dody dalam kunjungannya ke tanggul pantai Muara Baru, Jakarta Utara pada Senin (4/11/2024).
Menjawab masalah ini, Kementerian PU membangun infrastruktur penyediaan air, seperti Waduk Jatiluhur hingga Bendungan Karian. Namun meskipun begitu, dibutuhkan banyak pembiayaan infrastruktur pipa untuk mengalirkan air dari waduk tersebut ke rumah-rumah warga.
Dody mengatakan, dibutuhkan kolaborasi pemerintah daerah (pemda) hingga swasta untuk mendorong pembangunan jaringan perpipaan, khususnya di Kota Jakarta. Pasalnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tak cukup jika menjadi satu-satunya pendanaan yang diandalkan. “Kita harus berkolaborasi dengan pemda karena pemerintah kota dan provinsi yang punya area, jadi kita persiapkan kapasitas air untuk dimasukkan ke kota, kemudian bekerja sama dengan pemda setempat membangun jaringan-jaringan ke seluruh rumahnya,” tutur Dody.
Baca juga: Indonesia Larang Penjualan iPhone dan Google Pixel
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, capaian akses air minum perpipaan hingga tahun 2022 hanya sebesar 19,76 persen. Di tingkat ASEAN, capaian ini termasuk terendah dibanding layanan air perpipaan negara tetangga. Misalnya Singapura 100 persen, Malaysia 95 persen, Thailand 71 persen, Filipina 60 persen, Myanmar 27 persen, dan Kamboja 25 persen. Sementara untuk akses sanitasi, hingga tahun 2022 baru mencapai 10,16 persen dari target 15 persen pada tahun 2024.
Jika mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024, target pemasangan air minum adalah 10 juta Sambungan Rumah (SR) sampai akhir tahun 2024. Namun, hingga tahun 2023, baru hampir 40 persen saja yang terwujud.
–
(ath/rdp)
You must be logged in to post a comment Login