
Banjir di kawasan Jakarta. (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta, Norton News – Dikutip dari Detik.com Banjir yang melanda Jakarta sejak malam Rabu (28/1) masih terus merendam sejumlah kawasan hingga Kamis (30/1) sore. Air yang menggenangi jalan dan pemukiman ini membuat warga terpaksa mengungsi. Berikut ini adalah sejumlah data dan fakta terkini mengenai banjir yang melanda Jakarta di bulan Januari 2025.
35 RT Masih Kebanjiran, Jakarta Barat Terparah
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, hingga pukul 15.00 WIB, ada 35 RT dan satu ruas jalan yang masih terendam banjir. Jakarta Barat menjadi daerah dengan jumlah RT terbanyak yang kebanjiran, yakni 17 RT, dengan titik terparah berada di Kelurahan Cengkareng Barat yang mencatatkan 8 RT terendam. Ketinggian air di beberapa lokasi berkisar antara 30 cm hingga 75 cm.
Sementara itu, di Jakarta Selatan terdapat 3 RT di Kelurahan Pejaten Timur yang terkena dampak meluapnya Kali Ciliwung, dengan kedalaman air mencapai 65 cm. Di Jakarta Timur, 14 RT masih terendam, dengan ketinggian air mencapai 156 cm di beberapa titik. Di Jakarta Utara, 1 RT di Kelurahan Semper Barat, Cilincing, juga masih terendam banjir setinggi 40 cm.
Curah Hujan Tinggi Jadi Pemicu Banjir
Menurut BPBD, banjir ini disebabkan oleh hujan lebat yang terjadi sejak Rabu malam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa hujan deras ini dipicu oleh fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang menyebabkan angin dingin dari Samudra Hindia. Selain itu, adanya bibit siklon tropis juga turut memperburuk cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari. Hujan dengan intensitas 30-50 mm per hari telah melampaui kapasitas infrastruktur pengendali banjir Jakarta, yang hanya mampu menampung curah hujan 150 mm per hari.
Ribuan Warga Mengungsi, Jakarta Barat Paling Terimbas
Banjir yang melanda juga memaksa ribuan warga untuk mengungsi. Di Jakarta Barat saja, tercatat 1.179 pengungsi yang tersebar di tiga titik pengungsian. Titik pengungsian terbesar berada di Kelurahan Tegal Alur, Kalideres, dengan 690 jiwa yang mengungsi. Sementara itu, Masjid Sawatul Ummah di Kelurahan Pegadungan menampung 300 pengungsi, dan Masjid An Nur di Kelurahan Cengkareng Barat menampung 189 pengungsi.
Banjir Terparah Sejak 1998
Di Cengkareng, Jakarta Barat, sejumlah warga mengungkapkan bahwa banjir kali ini merupakan yang terparah dalam dua dekade terakhir. Hendi (50), seorang warga di RT 004 RW 014, mengungkapkan, “Saya tinggal di sini sejak 1998, ini adalah banjir paling parah yang pernah saya alami. Jika tidak ada coran beton, banjir ini bisa setinggi pinggang.” Banjir yang terjadi kali ini bahkan dikatakan lebih parah dari yang diperkirakan sebelumnya.
You must be logged in to post a comment Login