Jakarta, Norton News – dilansir dari cnbcindonesia.com, Israel menyatakan kesediaannya mengirim delegasi ke Qatar untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan Hamas. Keputusan ini diambil setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menerima undangan resmi untuk bernegosiasi, menyusul penilaian situasi terbaru.
Namun, meski proses diplomasi kembali dibuka, Israel menolak keras usulan amandemen yang diajukan Hamas terhadap proposal gencatan senjata 60 hari. Hamas sebelumnya menyatakan memberi “tanggapan positif” dan menyatakan kesiapan bernegosiasi, namun menuntut sejumlah perubahan, termasuk jaminan penghentian permanen serangan serta penarikan total pasukan Israel dari Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meninjau kawasan permukiman di dekat Tel Aviv yang rusak akibat serangan rudal Iran
Pejabat Israel menilai permintaan tersebut tidak dapat diterima. Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan mengakhiri operasi militernya sebelum seluruh sandera dibebaskan dan kekuatan militer serta pemerintahan Hamas dilumpuhkan. Tekanan dari kubu sayap kanan dalam kabinetnya juga menolak usulan kesepakatan tersebut.
Sementara itu, di Gaza, serangan terbaru Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya 35 warga sipil, termasuk seorang dokter dan tiga anaknya. Dua relawan AS dari organisasi kemanusiaan juga dilaporkan terluka dalam serangan di Khan Younis.
Proposal yang didorong oleh Amerika Serikat sebelumnya mencakup pembebasan sandera secara bertahap, peningkatan akses bantuan kemanusiaan, dan penarikan bertahap pasukan Israel. Namun Hamas meminta jaminan bahwa serangan militer tidak akan kembali dilakukan jika gencatan senjata permanen gagal dicapai.
Meski demikian, posisi Israel tetap tegas: tidak ada penghentian penuh perang hingga seluruh target militer terhadap Hamas tercapai.














































You must be logged in to post a comment Login