Jakarta, Norton News – dilansir dari thejakartapost.com, Iran mengeluarkan ancaman terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Timur Tengah setelah AS melancarkan serangan besar ke fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (22/6). Serangan itu menghantam situs pengayaan uranium bawah tanah Fordow, serta fasilitas nuklir di Isfahan dan Natanz.
Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Akbar Velayati, mengatakan bahwa negara mana pun yang membantu AS menyerang Iran akan dianggap sebagai target sah. “Amerika menyerang jantung dunia Islam. Mereka harus bersiap menghadapi balasan besar,” ujarnya melalui media resmi Iran, IRNA.
Presiden AS Donald Trump menyebut serangan itu sebagai keberhasilan militer besar. Ia mengklaim bahwa serangan tersebut membuat program nuklir Iran lumpuh. Meskipun tidak menyatakan secara langsung ingin mengganti pemerintahan Iran, Trump sempat menyinggung soal “regime change” di media sosialnya.
Menteri Pertahanan AS menyebut fasilitas nuklir Iran sudah “dihancurkan”, namun beberapa pejabat mengatakan belum ada data lengkap soal kerusakan yang sebenarnya. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebut ada kawah besar di situs Fordow, tapi belum bisa mengecek kerusakan di bagian bawah tanah.
Pesawat pengebom siluman B-2 kembali ke Pangkalan Udara Whiteman, Missouri, usai serangan AS ke fasilitas nuklir Iran, 22 Juni 2025. (Reuters/KMBC)
Iran merespons dengan menyerang beberapa wilayah di Israel, termasuk Bandara Ben Gurion di dekat Tel Aviv. Sementara itu, serangan udara Israel ke Iran menewaskan ratusan orang, termasuk anggota Garda Revolusi.
Beberapa negara di kawasan, seperti UEA, Qatar, dan Oman, mengecam serangan AS dan meminta semua pihak menahan diri. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga memperingatkan agar konflik tidak semakin meluas.
You must be logged in to post a comment Login